Awalnya mulanya tahun sebelumnya aku memiliki banyak sebuah cerita yang membuat aku tertekan pada diriku, yang akhirnya setiap saat, aku selalu menulis di sebuah buku. Setiap harinya aku menulis perasaan ku yang ganjal dan ku tuangkan ke sebuah tulisan. Tulisan menjadikan aku semakin lebih baik dalam mengevaluasi diriku sendiri. Semakin aku sering menulis hati dan pikiranku merasakan ada keseimbangan  dari rasa puas, biarpun itu buruk. Tapi  aku bisa berfikir untuk tidak mengulangi hal buruk iru terulang kembali. Bagaimana pun caranya ? Aku harus tetap bertahan dan tetap bisa berdiri tegak. Jujur aku bukan orang yang suka menulis, semua itu adalah paksaan dari hati dan pikiran yang tidak tenang. 

Tahun 2017,   Berjalannya waktu, aku mulai menyukai menulis, pada saat itu aku memiliki ide, bagaimana kalau  aku menulis di sebuah blog.  Di samping aku menulis blog, aku juga mengikuti  event tentang tantangan menulis cerita. Alhasil, gagal 👎☹👎  semua. Tapi itu, tidak membuat aku berkecil hati. Semua aku lewati dengan tersenyum 😀😀😀, ketika aku tidak menang berarti aku memiliki tulisan yang tidak bagus untuk dibaca. Hal itu bulai berlangsung dipertengahan tahun, memulai menulis di blog secara konsisten bukanlah hal yang mudah. Tapi aku berinisiatif pada diriku, ketika aku melakukan sesuatu yang atau perjalanan yang membuat itu menjadi sebuah pengalaman yang menarik untuk di tulis dan di simpan dalam sebuah catatan kecil.  Itu lah tujuan awal memiliki blog. 

Tapi  di tahun 2018, aku sangat berterimakasih untuk pengunjung blog yang ingin membaca tulisanku dengan bahagia. Tapi terimakasih juga telah memblokir blog di Facebook dan instagram. Aku menyakini, bahwa ketika kalian memblokir blog ku, artinya tulisanku begitu buruk untuk kalian baca. 

Dengan adanya kasus seperti itu, yang hanya bisa aku lakukan adalah terus menulis tanpa henti dan sampai titik akhir nafas. Tulisan di blog adalah harapan, mimpi untuk-ku. Perjalananku = tulisan 

Yang akan menjadi makna bagi hidupku. 

Awal tahun 2019, dihadapi sebuah pilihan yang sangan sulit antara keinginan orangtua atau memilih diri sendiri. Pilihan yang begitu rumit, dengan keputusan berat dan berat hati. Aku memutuskan untuk mengalah, memilih kemauan orang tuaku.  Aku bukan orang yang anti menstream, setelah membaca beberapa buku yang membuat aku semakin bersemangat, berenegi dan memiliki ilmu dalam kehidupan. Aku berterimakasih dengan buku tersebut yang mengantarku dengan sebuah kebenaran. Maka dari itu, keegoisan diriku harus ku lipat menjadi sampah kecil dan ku buang jauh-jauh. Aku tidak menyesal selama setahun fokus pada tanggung jawab dari orang tua. Biarpun, di tahun 2019 banyak sekali tekanan 💔😖 dari dosen pembimbing, dan orang tua. Setiap ada tekanan 💔😖 aku merilekskan pikiran, agar tidak terbawa emosi, kebuntuan, dan kebencian. Ketika berhasil relax tanpa ada tekanan, aku berhasil keluar dari kebuntuan dan semangat untuk menyelesaikan. Cukup lama  🕒🕒 menyelesaikan tanggung jawab dengan cara-ku sendiri. So happy 

 Dan di tahun 2020 - Masih Menjadi Rahasia 

Thank u so much 🥰🥰🥰🥰🥰🥰